DuniaX – Banyak kisah yang menyelimuti duel Liverpool versus Manchester City. Bukan hanya sekedar pertarungan melebarkan atau memangkas jarak poin, tapi juga soal misi meruntuhkan dinasti klub kaya.
Sejak dibeli Sheikh Mansour sejak 2008 silam, ManCity menjelma menjadi klub kaya raya. Mereka tak ragu mengeluarkan uang banyak hanya demi membangun klub bertabur bintang dengan cara instan.
Cara yang efektif, karena ManCity langsung mendominasi Inggris hanya dalam kurun waktu tiga tahun setelah akuisisi Mansour.
Popularitas Manchester United pun mereka geser. Kini, anak-anak lebih tertarik dengan ManCity ketimbang MU, akibat banyaknya pemain bintang di sana.
Dua tahun belakangan, ManCity seperti tak ada lawan. Tapi, sebenarnya mereka punya ganjalan, yakni Liverpool.
Ya, di dua tahun terakhir itu pula, Liverpool menjelma sebagai kompetitor kuat ManCity. Metode Liverpool berbeda dengan The Citizens.
Mereka tak pakai kekuatan uang, melainkan program pembinaan yang dilakukan manajer Juergen Klopp. Sejumlah pembelian murah, namun efektif dilakukan Klopp.
Seperti, ketika mendatangkan Andrew Robertson. Selain itu, Klopp juga berani mempromosikan pemain muda dan hasilnya luar biasa. Trent Alexander-Arnold adalah contoh nyatanya.
“Rasanya, normal ManCity ada di depan kami. Tapi, kami tak mau mengecilkan diri karena bisa menciptakan sejumlah hal luar biasa dalam beberapa momen. Kami juga punya area yang bisa dikembangkan lagi,” kata Klopp dilansir Daily Mirror.
Klopp yakin ada cara yang dimiliki Liverpool dan tim lain untuk menyaingi ManCity. Namun, terpenting adalah tak mengecilkan diri saat berhadapan dengan mereka.
Percaya diri dan selalu mengontrol emosi, disebut Klopp, bisa jadi kunci saat menghadapi ManCity.
“Kami datang dengan kepala tegak, tapi menganggap tim ini sebagai underdog. Apakah kami berkapasitas mengalahkan tim terbaik di dunia? Ya tentu saja. Kalau menang, maka kami bisa dianggap sebagai tim terbaik di dunia,” terang Klopp.